Kasepuhan Ciptagelar : Kebudayaan tradisional di Gelar Alam, Sukabumi, Indonesia

Authors

  • Hari Muharam Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia
  • Hari Gursida Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia
  • Daryono Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia
  • Mohamad Ramdan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia
  • Wachid Hasyim Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.9999/jocosae.v3i6.193

Keywords:

Kasepuhan Ciptagelar Gelar Alam Kearifan Lokal Leuit Sunda

Abstract

Kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas adat di tanah Sunda, terletak di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, yang masih memegang teguh kebudayaan peninggalan leluhur yang diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1368. Hampir seluruh kegiatan dalam kehidupan tidak terlepas oleh kepercayaan, budaya, dan tradisi terutama dalam sektor bercocok tanam. Komunitas adat ini mendiami wilayah yang berada di ketinggian 800-1200 mdpl, dilereng Gunung Halimun dan sepanjang sungai Cibareno Girang. Kasepuhan memiliki artian kata dasar ‘Sepuh’, yang berarti ‘Tua’. Kasepuhan mengandung artian makna sebagai tempat tinggal para ‘sesepuh’. Komunitas Kaepuhan Ciptagelar dikepalai oleh ‘Abah’ sebagai pemangku struktur kelembagaan adat berdasarkan garis keturunan. Pertanian menjadi ritual adat yang sangat sakral dan memiliki aturan adat tersendiri, terdapat istilah ‘Mupusti pare, lain migusti’ artinya memuliakan padi tapi bukan menuhankan. Keberadaan ‘leuit’ (lumbung padi) dianggap sebagai simbol dari kemakmuran, kesejahteraan, serta perlambang kedudukan status sosial masyarakat adat. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan jenis deskriptif. Metode ini dipilih karena penelitian dilakukan berkaitan dengan peristiwa- peristiwa yang berkenaan dengan kondisi dimasa sekarang maupun di masa depan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Hasil penelitian meliputi: Sejarah adat Kasepuhan Ciptagelar, sistem kepemimpinan adat, tradisi adat Kasepuhan, Persawahan sebagai simbol budaya, arsitektur leuit, dan pelestarian ekosistem alam. Ciri khas dari Kasepuhan Ciptagelar adalah tradisi-tradisi dalam memuliakan hasil buminya berupa padi, antara lain: ngaseuk, mipit, nganyaran, ponggokan, dan serentaun selama satu siklus masa tanam. Komunitas adat ini, dikenal akan sistem ketahanan pangannya, hasil padi yang sudah dipanen tidak boleh diperjual belikan, dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat adat. Mempertahankan kearifan lokal bukan perkara yang mudah, perkembangan zaman yang semakin global bisa mempengaruhi bahkan merubah aspek-aspek budaya yang telah ada sejak dulu.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ali Khomsan, Hadi Riyadi, & Sri Anna Marliyanti. 2013. “Ketahanan Pangan dan Gizi Mekanisme Bertahan pada Masyarakat Tradisional Suku Ciptagelar di Jawa Barat”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Vol. 18 (3), Desember. https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/8396.

Arief, Arifin. 1994. Hutan, Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dodik Putra, Abdullah Rais, & Sawardi. 2019. Konsep Hidup Dalam Leksikon Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol. 14, Nomor 2, Desember. https://doi.org/10.26499/loa.v14i2.1839.

Fuzi, Romzan. 2011. Menguak makna Kearifan Lokal Masyarakat Multikultural. Semarang: Robar Bersama.

Humaeni Ayatullah, Ulumi Bahrul, dkk. 2018. Budaya Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Jawa Barat. Serang: Bantenologi.

Ikmaludin, Kusmana Cecep, & Amirudin Suwaib. 2018. Tipologi Sistem Budidaya Pertanian dan Keberlanjutan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi. Bogor: Journal IPB Vol. 5. No. 1, April. https://doi.org/10.29244/jkebijakan.v5i1.28756.

Koentjaraningrat. 1987. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Latifah Hendrarti. 2008. Menepis Kabut Halimun: Rangkaian Bunga Rampai Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Halimun. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Nopianti, Risa. 2016. Leuit si Jimat: Wujud Solidaritas Sosial Masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi. Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Vol. 8. No. 2. https://doi.org/10.30959/patanjala.v8i2.74.

Piotr Sztompka. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media.

Puji Astutik, Dinny Rahmaningrum, Mahda Putri, & Susilo. 2018. Pengelolaan Lahan dan Produk Agrikultur Berbasis Indigenous Knowledge di Kasepuhan Ciptagelar Sebagai Sistem Ketahanan Pangan Nasional. Jurnal IPLBI https://doi.org/10.32315/ti.7.b040.

Renaldi Permana. 2019. Kearifan Lokal Pengolahan Lahan Pertanian Sistem Huma Tadah Hujan Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Komunikasi & Desain Visual Vol. 1, No. 1, Agustus.

https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jkd/article/view/57.

Saptomo, Ade. 2009. Hukum dan Kearifan Lokal, Revitalisasi Hukum Adat Nusantara. Jakarta: Gramedia.

Sarah Purnama, Ahadiat Joedawinata, & Cama Julirianingrum. 2020. Kajian Penataan Arsitektur Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar dalam Upaya Pelestarian Budaya. Jurnal Seni & Reka Rancang Vol. 2, No. 2, April. http://dx.doi.org/10.25105/jsrr.v2i2.8228.

Siti Noor Aini, Syafi. 2019. Tradisi Mipit Pare di Kasepuhan Ciptagelar. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol. 07. No. 01, Juli. https://doi.org/10.21274/kontem.2019.7.1.133-150.

Suganda, Ugis. 2013. “Komunitas Adat Ciptagelar” Membangun Posisi Tawar Hak Atas Hutan Adat, Hutan Untuk Masa Depan: Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan. Jakarta: Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) & Down to Earth.

Susilo. K, Jakob. S. 2017. Sakuren: Konsep Spasial sebagai Prasyarat Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar, Bandung: Panggung Jurnal Seni Budaya Vol. 26. No.3. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v26i3.194.

Susilo Kusdiwanggo. 2016. Konsep Pola Spasial Permukiman Di Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Permukiman Vol. 11, No. 1, Mei. http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/224.

Susilo Kusdiwanggo. 2019. Leuit Bukan Sekedar Lumbung. Jurnal IPLBI https://doi.org/10.32315/ti.8.halaman.

Syamsun Ramli. 2018. Tipologi Dan Morfologi Fasade Rumah Tradisional Kampung Ciptagelar.

Malang: Jurnal Local Wisdom Vol. 10, No. 2, Juli. https://doi.org/10.26905/lw.v10i2.2680. https://ciptagelar.info/tag/tradisi-kasepuhan-ciptagelar/ Diakses pada Tanggal 12 Oktober, Pukul:21:00 WIB.

https://www.mongabay.co.id/2012/09/05/seren-taun-tradisi-syukur-panen-padi-ciptagelar yang-eksis-sejak-644-tahun-yang-lalu-bagian-1/ Diakses pada Tanggal 12 Oktober, Pukul: 23:15 WIB.

https://etnis.id/featured/ritual-adat-dalam-budaya-pertanian-di-kasepuhan-ciptagelar/ Diakses pada Tanggal 13 Oktober, Pukul: 15:45 WIB.

http://bappeda.jabarprov.go.id/galeri/kampung-gede-kasepuhan-ciptagelar/ Diakses pada Tanggal 8 Juli, Pukul: 23:01 WIB.

https://pmb.lipi.go.id/menyelisik-sistem-ketahanan-pangan-masyarakat-kasepuhan-ciptagelar- jawa-barat/ Diakses pada Tanggal 9 Juli, Pukul: 21:20 WIB.

https://mediaindonesia.com/humaniora/342068/belajar-dari-kampung-adat-ciptagelar Diakses pada Tanggal 11 Juli, Pukul: 20:20 WIB.

https://destinasian.co.id/desa-pemuja-padi/ Diakses pada Tanggal 11 Juli, Pukul: 22:15 WIB.

ff

Published

2023-12-22

How to Cite

Muharam , H., Gursida , H., Daryono , D. ., Ramdan , M., & Hasyim, W. (2023). Kasepuhan Ciptagelar : Kebudayaan tradisional di Gelar Alam, Sukabumi, Indonesia. Journal of Community Service and Engagement, 3(6), 14–23. https://doi.org/10.9999/jocosae.v3i6.193

Most read articles by the same author(s)